Ma’af Blog Desa Ngayung Dalam Perbaikan. Tunggu sampai siap tayang

Rabu, 11 Mei 2016



GAMBARAN UMUM KONDISI / PROFIL DESA
1.     Kondisi Desa
1.1.      Asal usul atau sejarah Desa
Ditilik dari awal munculnya desa-desa secara garis besar  terdapat tiga alasan pokok untuk membentuk masyarakat yaitu : (1) untuk hidup; (2) untuk mempertahankan hidup dan (3) untuk mencapai   kemegahan bahkan kerakusan , maka desa merupakan sumber utaperkembangan ma sumberdaya manusia maupun kemakmuran kerajaan dengan sistem upeti dan ”gotongroyong”. Pada saat desa merupakan bagian dari sistem kolonial, kepentingan kolonial adalah ekonomi dan politik maka diperkenalkannya sistem sewa tanah, sistem pemungutan pajak tanah, sistem tanam wajib atau tanam paksa (kulturstelsel), pembukaan perusahaan perkebunan swasta Barat, dan ekonomi uang, masyarakat pedesaan mengalami perubahan sosial-ekonomi yang cepat, dengan diiringi oleh proses disorganisasi masyarakat tradisioanl beserta lembaga-lembaganya.
Proses perubahan kelembagaan di pedesaan nampak semakin nyata ketika desa dengan sistem tradisionalnya yang memiliki otonomi asli ditempatkan sebagai obyek kekuasaan ketimbang subyek-subyek yang menentukan. Pengendalian pemerintahan yang menempatkan kepala desa lebih bertanggungjawab kepada pemerintah di atasnya dibandingkan kepada warga desa yang memilihnya mengakibatkan disatu sisi terlemparnya warga desa dalam proses pembuatan keputusan yang bermanfaat bagi masyarakat setempat pada sisi lain posisi kepala desa sangat tergantung seberapa kuat kepala desa mampu mencukupi kebutuhan pemerintahan di atasnya. Posisi sedemikian berbalik arah ketika prinsip-prinsip kebebasan, kesetaraan dan kesejahteraan didorong kan di ranah pedesaan muncul kekuatan-kekuatan baru baik sebagai penyeimbang bahkan penentang dari kekuasaan Kepala Desa. Pelembagaan kebebasan dan kesetaraan dilembagakan dalam Badan Perwakilan Desa (BPD) yang memiliki lejitimasi yang kuat karena dipilih oleh penduduk desa (meski tidak semuanya begitu, dibeberapa desa di Jatim dipilih oleh Kepala Keluarga) dalam implementasinya mengontrol Kepala Desa dalam menjalankan roda pemerintahan desa. Secara demikian dipedesaan telah terjadi pluralitas sumber kekuasaan potensial dan dengan hadirnya kebebasan berpotensi untuk diaktualkan. 
Pluralitas sumber kekuasaan secara nyata cukup potensial, yang semula kekuasaan yang bersumberkan pada tradisi (religius) mulai terjadi sekularisasi sumber-sumber kekuasaan aktual. Modernisasi dan pembangunan ekonomi yang merambah di pedesaan telah mengakibatkan spesialisasi-spesialisasi bidang pekerjaan maupun inovasi-inovasi pekerjaan baru. Dari proses deferensiasi dan inovasi pekerjaan memunculkan sumber-sumber kekuasaan baru dalam masyarakat sehingga muncullah pusat-pusat kendali kekuasaan di luar sumber  kekuasaan lama. Hal sedemikian berpimplikasi pada proses-porses politik menjadi tidak monolitik, pemilihan kepala desa-pemilihan kepala desa banyak menunjukkan aktualisasi sumber-sumber kekuasaan lama dengan sumber-sumber kekuasaan baru kerap dimenangkan kepala desa yang berbasis sumber kekuasaan baru (sekuler). Dari demensi okupasi kekuasaan terjadi proses pemencaran, semakin banyak mengakumulasi okupasi kekuasaan semakin kuat pula domain kekuasaannya.
Pemencaran sumber-sumber kakuasaan berakibat pada perubahan pola hubungan elite-massa dalam masyarakat. Sumber-sumber kekuasaan tradisional memunculkan tipe kepemimpinan tradisional dengan sifat kharismatis karena memiliki wahyu Tuhan atau dewa-dewa; Wewenang dalam arti memiliki kekuatan supranatural/kasekten, mempunyai keturunan sah, mampu melaksanakan upacara-upacara intensifikasi, memiliki pusaka-pusaka; Kewibawaan dalam arti memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan cita-cita dan keyakinan sebagian besar masyarakat dan kekuasaan dalam arti khusus dalam rati mampu mengerakkan kekuatan fisik dan mengorganisasi orang banyak atas dasar suatu sistem sanksi. Sumber-sumber kekuasaan sekuler dengan sifat Wibawa dalam artian popularitas, memiliki kapasitas rasional untuk memecahkan maslaah sosial, ekonomi dan politik; Wewenang dalam artian memiliki legitimasi melalui proses adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat; kharisma dalam artian memiliki lambang-lambang kepemimpinan, memiliki ciri-ciri rohaniah yang disegani dan kekuasaan dalam arti mampu menggerakkan kekuatan fisik dan mengorganisasi orang banyak atas dasar suatu sistem sanksi.
Nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dapat digunakan sebagai sumber legitimasi kekuasaan maupun sumber mobilisasi kekuasaan. Perubahan masyarakat dipedesaan yang bersumberkan pada nilai-nilai (baru) dapat memunculkan pembelahan sosial-religius dan politik. Masing-masing varian budaya yang muncul di desa dapat digunakan sebagai sumber kekuasaan, sumber legitimasi dan mobilisasi penduduk dalam proses politik di desa. Implikasi varian budaya dapat dilihat pada okupasi dan domain kekuasaan yang ada di desa. Subyek-subyek yang merupakan representasi dari masing-masing varian dapat dicermati dalam proses politik di desa baik dalam hal pembuatan dan pelaksanaan keputusan maupun orientasi politik individu.
Lalu bagaimana dengan Desa Kita,  bagaimana awal sejarahnya sehingga muncul nama Ngayung dan siapa nama tokoh yang berpreran dalam pemebetukan
Sulit rasanya mecari tahu siapa yang pertama kali tinggal di desa Ngayung. Lazimnya untuk mengetahui asal usul sebuah komunitas masyarakat bisa dilacak dari prasasti atau peninggalan-peninggalan dari Nenek moyang kita atau cerita beruntun dari para pendahulu kita dan juga kebiasaan-
Barang kali untuk mengungkap asal usul desa Ngayung kita bisa memakai dua cara yaitu : 1) dari sudut pandang nama desa Ngayung dan 2) dari tempat yang dianggap keramat yaitu makam Mbah Kati Doyok atau Syekh Abdul Kadir Hamid.
1.   Dari sudut pandang Nama Desa Ngayung.
Ngayung identik dengan kata Ngrayung. Ngrayung dari asal kata kayu dan rayung yang dapat dimaknai hidup bersama atau hidup bergotong royong atau uyang uyung. Pengertian ini merujuk pada kebiasaan masyarakat Desa Ngayung yang dalam setiap kegiatanya baik yang bersifat social keagamaan maupun dalam mencari penghidupan selalu mencerminkan kebersamaan.
Kebersamaan ini hampir tercermin dalam setiap kegiatan. Dalam hal ada kegiatan social keagamaan misalnya tanpa diminta pun mereka dengan mudahnya memberikan rizkinya dan juga tenaganya.
Dalam hal lain kebersamaan ini ada sedikit berkonotasi negative yaitu dalam mencari penghidupan, kebersamaan itu ditunjukan oleh sikap mengikuti para pendahulunya yang lebih dahulu pergi ke kota atau ke daerah lain. Ketika satu atau dua orang telah berada di ke kota atau daerah lain  maka akan diikuti yang lain. Baik karena diajak atau berangkat usaha sendiri. Mereka berbondong-bondang atau berduyung-duyung mengikuti jejak langkahnya. Apalagi bila orang yang ke kota secara sosial ekonomi telah berhasil ma



2.   Dari sudut pandang keberadaan Makam mbah Kati Doyok atau syekh Abdul Kadir Hamid.
Ada tempat atau makam yang dianggap keramat. Tempat itu sekarang dihidupkan kembali dan dibangun dengan cukup mentereng.  Hanya saja, apa orang yang dimakamkan di tempat tersebut merupakan orang pertama atau yang memberikan nama Desa Ngayung.
Dulu tempat itu pernah dikeramatkan, dijadikan pemujaan , karena dianggap punya kelebihan-kelebihan yang luar biasa, kesaktian, yang bisa mendatangkan madlorot dan atau manfaat. Menurut kepercayaan untuk keselamatan desa diadakan sesaji dengan memotong ayam atau kambing. Bahkan untuk kegiatan tersebut  desa menyediakan kas Desa , yang disebut dengan Sawah Wedusan. Sawah tersebut sekarang tinggal cerita bersamaan matinya tempat tersebut karna dialihkan peruntuknya untuk kepentingan pembangunan Pendidikan Keagamaan yaitu Madrasah Ibtidaiyah (sumber : H Tarmuji).
Legenda ini bisa dikisahkan sebagai berikut :
………………………………………………….



Sebagaimana diketahui bahwa sebelum kemerdekaan Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing terutama oleh Bangsa Belanda. Pada masa itu telah terbentuk Desa dan           Pemerintahan. Karna telah terbentuk Desa dan pemerintahan maka telah ada pemimpin yang nama sebutanya berbeda-beda. Sepanjang yang bisa dilacak Pemimpin Desa atau Kepala Desa dari masa ke masa antara lain: …………………………………………………………………………………………., Masiran (tahun …….. ), H, Abdullah ( tahun …….. ), H. Masyhur  (tahun 1978 s/d 1993), Supriyadi SH (tahun 1993 s/d. 2007), Suhidayati SPd.. (tahun 2007 s.d 2013), Supratman. (tahun 2013 s.d 2019).

1.2.      Demografi
Berdasarkan data administrasi kependudukan tahun 2014, jumlah penduduk desa Ngayung mencapai 3.135 jiwa terdiri dari 855 KK dengan komposisi penduduk laki-laki …... dan perempuan… orang.  Jumlah yang besar ini merupakan sumber atau modal yang sangat potensial bagi pencapaian tujuan pembangunan desa  dan diharapakan dapat memberikan kontribusinya dalam memecahkan secara menyeluruh  problem kemasyarakatan. Jumlah penduduk digambarkan dalam Tabel berikut

Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No.

Usia / Tahun

Jumlah

Prosetase

Ket.
1.
0 - 5
173 Jiwa
5,47 %

2.
6 - 10
156 Jiwa
4,94 %

3.
11 - 15
228 Jiwa
7,22 %

4.
16 - 20
265 Jiwa
8,39 %

5.
21 - 25
275 Jiwa
8,71 %

6.
26 - 30
235 Jiwa
7,44 %

7.
31 - 35
266 Jiwa
8,42 %

8.
36 - 40
285 Jiwa
9,02 %

9.
41 - 45
273 Jiwa
8,64 %

10.
46  -50
251 Jiwa
7,95 %

11.
51 – 55
173 Jiwa
5,47 %

12.
56 - 60
158 Jiwa
5,04 %

13.
60 – 65
153 Jiwa
4,84 %

13.
66 - 70
126   Jiwa
3,99 %

14
71 - 75
113 Jiwa
3,58 %

15
Ø  75
27 Jiwa
0,85 %


Jumlah
3.157
100 %

  
                             Secara geografis, Desa Ngayung terletak pada posisi 6 51’ 54” samapai dengan 7 derajat 23’ 6” LS dan antara 112 derajat 4’41 sampai dengan 122 33’12 bujur Timur. Topografi desa berupa daratan dengan ketinggian yaitu 0 – 15 m di atas permukaan laut.
Secara Administrasi Pemerintahan, desa Ngayung terletak di 
Sebelah Utara       : Desa Gumantuk Kecamatan Maduran
Sebelah Selatan    : Desa Porodeso dan Sungegeneng Kec. Sekaran
Sebelah Barat       : Desa Sekaran Kec. Sekaran.
Sebelah Timur      : Desa Latukan Kec. Karanggeneng

1.3.       Perekonomian Desa
Sumber daya alam
a.    Hasil tanaman palawija, Padi, dan buah-buahan, Tembakau

NO

JENIS TANAMAN
LUAS (Ha)
HASIL/
TON
RUPIAH
1
Kacang hijau
204
244,8 Ton
3.304.800.000
2
Jagung
-
-
-
3
Ubi kayu
-
-
-
4
Padi sawah
204
 1.468,8 Ton
11.750.400.000
5
Mangga
-
-
-
6
Pisang
-
-
-
7
Semangka
-
-
-
8
Cabe rawit/Lombok
-
-
-

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil panen komoditas Padi   yang paling banyak menghasilkan uang yaitu sebesar 11.750.400.000

b.   Status kepemilikan pertanian tanaman pangan

No
Status
Keterangan
1
Pemilik tanah sawah
462 KK
2
Pemilik tanah tegalan/ladang
20 KK
3
Penyewa/penggarap
58 KK
4
Penyekap
-
5
Buruh tani
125 KK

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada persamaan antara buruh tani dengan pemilik tanah sawah yaitu sebanyak 587  orang.         

        Peternakan
c.    Potensi ternak
NO
JENIS PETERNAKAN
KETERANGAN


ADA/TIDAK
JUMLAH
1
Sapi potong
ada
7 ekor 
2
Kambing
ada
      275 ekor
3
Ayam buras
ada
780 ekor
4
Itik
ada
25 ekor
5
Bebek
ada
220 ekor




     
      Dari tabel di atas dapat diketahui bahwah masyarakat desa Ngayung untuk menambah penghasilan disamping bertani juga berternak.
Sumber daya manusia
d.   Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Jumlah penduduk
Jenis Pekerjaan
Petani
Brh Tani
PNS
Swasta
Tukang
Peng angur an
Lain - lain
3.157 Jiwa
516
125
18
125
66
-
241
Polri
TNI
Pensiun
Pdgg
Buruh Pabrik

15
22
2
10
25


Dari tabel diatas dapat di gambarkan bahwa sektor pertanian menjadi andalan atau mendominasi pekerjaan penduduk /warga desa Ngayung.


Ekonomi masyarakat
e.    Produk domestik desa bruto (PDDB)          
No
Sumber pendapatan
Hasil (Rp)
1
Pertanian

2
Ladang/tegalan


Dari data diatas dapat diketahui bahwa penghasilan dari sektor pertanian adalah yang tertinggi yaitu mencapai Rp ………………,-
         
f.     Kepemilikan kendaraan bermotor  dan  TV.
No
Keterangan
Uraian
1
Pemilik jumlah Kendaraan bermotor roda 2 (dua)
          325
2
Pemilik jumlah Kendaraan bermotor roda 4/lebih
28
3
Pemilik perahu
Tdak ada
5
Pemilik TV
495 orang

Dari data diatas dapat diketahui bahwa kendaran yang paling banyak di punyai mayarakat yaitu kendaraan roda dua yang mencapai  325 orang.
g.    Rumah menurut dinding
No
Keterangan
Uraian
1
Rumah tembok
235  
2
Rumah kayu
195
3
Rumah bambu
95

Jumlah
525

Dari data diatas dapat diketahui bahwa rumah menurut dinding yang paling banyak adalah rumah tembok sebanyak  235 Rumah.

h.   Sarana keuangan, Listrik, Pertokoan, Pasar dan Koperasi
No
Jenis sarana
Ket
1
Kelompok simpan pinjam
Ada
2
PLN
Ada
3
Pasar desa
 Tidak Ada
4
Kios perorangan
Ada
5
Warung
Ada
6
Koperasi simpan pinjam (KOPWAN)
Ada
7
Koprasi dusun
Tidak Ada
8
Koperasi desa
Tidak Ada
9
Lumbung Desa
Ada
10
BUM_Desa
Belum ada

    Dari data diatas dapat diketahui hampir semua sarana ekonomi ada di desa Ngayung.
Sumber data : Profil desa Ngayung tahun 2014 .

1.4.        Keadaan Sosial Budaya
          Tingkat angka kemiskinan Desa Ngayung  relatif cukup tinggi yaitu kira 4% dari jumlah penduduk. Hal ini menjadikan pemerintah desa Ngayung harus mencari jalan keluar bagaimana cara mengurangi angka kemiskinan sekaligus meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat. Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima bantuan beras miskin atau bantuan lainya berdasarkan ketentuan BPS terdiri dari 108 orang , sementara masih ada beberapa penduduk dengan kondidi sama tapi belum terkaver oleh BPS.
Juga yang tak kalah serius adalah adanya Pengangguran tak kentara ( disgues Unemployment). Mayoritas mereka adalah anak didik yang baru lulus sekolah. Mereka  tidak jarang jadi pengangguran. Mereka enggan jadi bekerja sebagai petani dan sebagain lagi mencari pekerjaan di kota besar sebagai buruh pabrik atau Tenaga kerja Non formal dan sebagian lagi berwiraswasta. Tabel berikut memberikan gambaran di atas :

1.4.1. Kesejahteraan Penduduk
No
Uraian
Keterangan
1
Keluarga pra sejahtera
285 KK
2
Keluarga sejahtera I
257 KK
3
Keluarga sejahtera II
245 KK
4
Keluarga sejahtera III
68 KK
5
Keluarga sejahtera III plus
- KK
Jumlah
855 KK
               
        Masih tingginya angka kemiskinan desa Ngayung yang secara  keseluruan berjumlah 108 KK.

1.4.2.    Pengangguran

No

Kelompok Usia
Jumlah
orang
1
Jumlah angkatan kerja, usia 18 s/d 56
1,885
2
Jumlah usia 18-56 thn yg masih sekolah & tdk krja
106
3
Jmlh pddk usia 18-56 thn yg jd Ibu Rumah tangga
752
4
Jumlah pddk usia 18-56 thn kerja penuh
1,649
5
Jumlah pddk usia 18-56 thn yg kertja tdk tentu
36
6
Jumlah pddk usia 18-56 th yg cacat & tdk kerja
nihil
7
Jumlah pddk usia 18-56 th yg cacat dan kerja
12

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah angkatan kerja penduduk  usia 18 s/d 56 tahun mencapai 1.885 Orang

1.4.3.    Pendidikan

Salah satu parameter dari Indeks Pembangunan manusia adalah Pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat menentukan kelangsungan kehidupan bangsa , termasuk Desa. Kualitas Sumber Daya Manusia ditentukan sebarapa banyak lulusan yang di hasilkan oleh Desa dengan dibuktikan banyak lulusan sekolah baik dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA,SMK/ MA dan juga perguruan tinggi yang dari  tahun ke tahun mengalami peningkatan kelulusan.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mampu berdaya saing dalam menghadapi kehidupan yang global ini, misalnya mampu berwirausaha sendiri, memiliki ketrampilan yang memadai dan juga mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Prosentase tingkat pendidikan masyarakat desa Ngayung dapat di lihat  pada Table berikut :

No


Lulusan sekolah

Jumlah

Prosentase

Ket
1
Buta Huruf usia 10 tahun  ke atas
-
-

2
Usia Pra Sekolah
122
5,5 %

3
Tidak Tamat SD
210
9,5 %

4
Tamat SD
240
10,8 %

5
Tamat SMP / sederajad
540
24,4 %

6
Tamat SMA / sederajad
1.008
45,6 %

7
Tamat perguruan Tinggi
97
4,4 %

Jumlah
2.207
100 %


Dari data di atas bahwa betapa pentingnya bersekolah itu, maka dengan table di atas  mayoritas  Penduduk Desa Ngayung kecamatan maduran rata-rata bias menyeleseikan Pendidikannya  di tingkat SMA dan juga perguruan tinggi.
Dengan demikan maka pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.4.4.   Kesehatan
a.    Keluarga  Berencana :
No
Uraian
Jumlah
1
Pasangan Usia subur yang tidak meggunakan metode KB
Nihil
2
Jumlah KB


a.      Pengguna kontrasepsi suntik
226

b.      Pengguna kontrasepsi spiral
2

c.      Pengguna kontrasesi kondom
10

d.      Pengguna kontrasepsi PIL
255

e.      Pengguna kotrasepsi vasectomi
-

f.       Pengguna kontrasepsi tubektomi
-

g.      Pengguna kontrasepsi kalender
6

h.      Pengguna KB obt tradisional
-

i.       Pengguna kontrasepsi metode steril
16
Jumlah
515

Dari tabel diatas dapat diketahui apseptor keluarga berenca pasangan usia subur (PUS) berdasar usia. Pasangan dengan usia 21 s/d 30 tahun adalah yang paling banyak yaitu mencapai  515 orang.
b.   Penduduk cacat mental dan fisik
No
Uraian
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Sumbing
-
-
-
2
Tuna wicara
1
3
4
3
Tuna rungu
3
2
5
4
Tuna netra
-
1
1
5
Lumpuh
-
-
-
6
Autis
1
2
3
7
Cacat fisik/ tuna daksa
4
1
5

Dari tabel diatas dapat di ketahui masih ada penduduk yang cacat mental dan fisik.


c.    Prasarana air bersih, pembuangan limbah, kesehatan


NO

JENIS PRASARANA
KETERANGAN



Ada/Tidak
Baik/Rusak
1
Penampungan air hujan (PAH)
Tidak ada
-
2
PAM
Tidak aada
-
3
Sumur gali
Ada
48/Baik
4
Sumur pompa
Ada
345/Baik
5
Perpipaan
Ada
-
6
Mata air
Ada
-
7
Sungai
Tdk Ada
-
8
Bak sampah
Ada
-
9
Gerobak Sampah
Belum ada
Tidak ada
10
Puskesmas
Belum ada
-
11
POSKESDES
ada
 1/ Baik


d.   Kematian bayi, ibu melahirkan,
No
Keterangan
Jumlah
1
Jumlah bayi tahun ini
-       26  
2
Jumlah bayi lahir mati tahun ini
-       nihil
3
Jumlah bayi mati tahun ini
-       nihil
4
Ibu melahirkan tahun ini
-       26
5
 Ibu melahirkan mati tahun ini
-       nihil

Dari tabel diatas dapat di ketahui, kematian bayi atau ibu mati saat melahirkan pada tahun tidak ada.

e.    Cakupan imunisasi,status gizi balita prilaku hidup sehat

No

Uraian
Jumlah/
Orang
1
Jumlah bayi usia 2 bln
3
2
Jmlh bayi usia 2 bln Imunisasi DPT-1, BCG & Folio-1
3
3
Jmlh bayi usia 3 bln Imunisasi DPT-2, BCG & Folio-2
2
4
Jmlh bayi usia 4 bln Imunisasi DPT-3, BCG & Folio-3
6
5
Jumlah bayi usia 9 bln Imunisasi campak
16
6
Jumlah bayi sudah diimunisasi cacar
Nihil

Dari tabel diatas dapat di ketahui semua bayi telah di imunisai, tetapi masih ada balita yang kekurangan gizi dan masih ada sejumlah rumah tangga yang masih menggunakan jamban atau WC Cemplung di kali.
Sumber data : Profil desa Ngayung tahun 2014
1.5.      Sarana dan Prasrana
1.5.1. Sarana dan Prsarana Pemerintah Desa
No.
Sarana / prasarana
Jumlah
Satuan
Keterangan
1.
Balai Desa1
1
Unit
Baik
2.
Kantor Desa
1
Unit
< baik
3.
Poskesdes
1
Unit
Baik
4.
Meja, Kursi dan Almari
1


5.
Komputer
-
-



1.5.2.  Infrastruktur dan sarana desa lainya

No.
Sarana Dan Prasaran
Jumlah
Satuan
Ketrangan
1.
Masjid
1
Unit
Cukup Baik
2.
Musholla
11
Unit
Variatif
3.
Pemakaman Umum
1
Unit
-
4.
Pos Kamling



5.
TK/ PAUD
2
Unit
Baik
6.
SD/ Sederajat
2
Unit
Cukup Baik
7.
SMP/ SMA/ PT
-
-
Nihil
8.
TPQ / DINIYAH
2
Unit
-
9.
Posyandu
1
unit
-
10.
Jalan Rabat Beton

m

11.
Jalan Paving

m

12.
Jalan Usaha Tani

m

13.
Jalan Sertu/ Koral

m









( 11 )



1.5.3.
1.5.4.
1.5.5.


2.     Kondisi Pemerintahan Desa
2.1.      Pembagian Wilayah desa
-          Wilayah Desa Ngayung hanya terdiri dari satu (1) wilayah Desa yang dipimpin seorang Kepala Desa;
-          Satu wilayah Dusun yang dipimpin seorang Kepala Dusun (KASUN);
-          Satu  Rukun Warga (RW) dan lima (5) Rukun Tetangga (RT) yang dipmpin seorang Ketua RT dan RW.

2.2.      Struktur Organesasi Desa.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
DESA NGAYUNG
KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

















Keterangan    :
-----------------  : Garis koordinasi
_____________   : Garis Komando



2.3.      Struktur organesasi Pemerintahan Desa
STRUKTUR
ORGANESASI PEMERINTAHAN DESA
DESA NGAYUNG KEC. MADURAN KAB. LAMONGAN




KEPALA DESA
SUPRATMAN, SH
 

SEKSI
TRANTIB
SUMIRTO
SEKSI
KESMAS
MUHAMAD
SEKSI
EKBANG
SUHAJITISNO
SEKSI PEMERINTAHAN
PUTRA JAYA, SE.
KAUR UMUM

NIHIL
KAUR KEUANGAN
NIHIL
SEKRETARIS DESA
MARLIK, S. Ag
KEPALA DUSUN
M. YUSDIANTO, S.Pd.
 




























Keterangan                    :

--------------------     : Garis Koordinasi
­­_______________     : Garis Komando

Tidak ada komentar:

Posting Komentar